Labels

Selasa, 28 Februari 2012

Jadwal Seminar Proposal Skripsi 2012

 
Senin, 28 Februari 2012
08.00 - 08.40 : Reyhan - Junita
08.40 - 09.20 : Dany - Ardya
09.20 - 10.00 : Desiliah - Desy N
Selasa, 29 Februari 2012
08.00 - 08.40 : Mida - Meta
08.40 - 09.20 : Alifah - Ilmi
09.20 - 10.00 : Rian - Ririn

Kamis, 01 Maret 2012
08.00 - 08.40 : Febrian - Ahmad Royani
08.40 - 09.20 : Yetti - Dewi
09.20 - 10.00 : Khoirul - Yulia

Jumat, 02 Maret 2012
08.00 - 08.40 : Rizky - Zarra

Kamis, 23 Februari 2012

Gold Nanoparticles, Mengubah Pohon Menjadi Lampu Jalan

Tak bisa dipungkiri, lampu jalan adalah bagian penting dari infrastruktur perkotaan. Khususnya dimalam hari, Lampu akan membuat jalan kita terang dan terasa aman. Apalagi jika kita bisa menciptakan lampu jalan alami yang tidak memerlukan tenaga listrik untuk sumber energinya? Sungguh keuntungan ganda bagi kita jika hal itu dapat terjadi. 

Baru baru ini, sekelompok ilmuwan di Taiwan menemukan teknologi Gold Nanoparticles (nanopartikel emas) yang jika ditanamkan pada daun, dapat menyebabkan pohon tersebut mengeluarkan cahaya kemerahan yang amat terang. Ide untuk menggunakan pohon sebagai pengganti lampu jalan ini dirasa amat cerdas. Karena hal ini tidak hanya akan menghemat biaya listrik dan mengurangi emisi CO2, tetapi juga bisa mengurangi polusi cahaya dan udara di kota-kota besar.



Sebenarnya penemuan ini muncul tanpa sengaja ketika para ilmuwan sedang mencari cara untuk menciptakan efisiensi pencahayaan tinggi yang mirip dengan teknologi LED (Light Emitting Diode) namun tidak dilengkapi bahan kimia beracun seperti bubuk fosfor.





Dengan menanamkan Nanopartikel emas ke dalam daun, para ilmuwan mampu menginduksi klorofil dalam daun untuk menghasilkan emisi merah. Di bawah panjang gelombang tinggi sinar ultraviolet, Nanopartikel emas mampu menghasilkan fluoresensi biru-violet untuk memicu keluarnya emisi merah di sekitar klorofil daun.

 

Dalam sebuah wawancara dengan Chemistry World. The Royal Society Kimia (organisasi terbesar bidang kemajuan ilmu kimia di Eropa) memuji penemuan ini sebagai salah satu penemuan terhebat saat ini. 
 Gold Nanoparticles
 
 Gold Nanoparticles
 
Gold Nanoparticles

Keberhasilan Tim peneliti yang dipimpina Dr Yen-Hsun Wu inipun lantas membuat ide ini masuk kedalam catatan jurnal Nanoscale. Buat kamu yang berminat untuk memiliki jurnal tersebut silahkan didownload gratis di sumber terkait di CreativeCrisis Sekedar Informasi, Jurnal tersebut berisi penjalasan detail cara kerja dan ramuan gold nanoparticles.


Sumber : www.kaskus.us 

Sejarah Nano Teknologi

Pertama kali konsep nanoteknologi diperkenalkan oleh Richard Feynman pada sebuah pidato ilmiah yang diselenggarakan oleh American Physical Society di Caltech (California Institute of Technology), 29 Desember 1959. dengan judul “There’s Plenty of Room at the Bottom”.

Richard Feynman adalah seorang ahli fisika dan pada tahun 1965 memenangkan hadiah Nobel dalam bidang fisika. Istilah nanoteknologi pertama kali diresmikan oleh Prof Norio Taniguchi dari Tokyo Science University tahun 1974 dalam makalahnya yang berjudul “On the Basic Concept of ‘Nano-Technology’,” Proc. Intl. Conf. Prod. Eng. Tokyo, Part II, Japan Society of Precision Engineering, 1974.“

Pada tahun 1980an definisi Nanoteknologi dieksplorasi lebih jauh lagi oleh  Dr. Eric Drexler melalui bukunya yang berjudul “Engines of Creation:  The coming Era of Nanotechnology”. Nano teknologi itu sendiri adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 100 nanometer (nm). Satu nm sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Saintis menyebut ukuran pada ranah 1 hingga 100 nm ini sebagai skala nano (nanoscale), dan material yang berada pada ranah ini disebut sebagai kristal-nano (nanocrystals) atau material-nano (nanomaterials).

Skala nano terbilang unik karena tidak ada struktur padat yang dapat diperkecil. Hal unik lainnya adalah bahwa mekanisme dunia biologis dan fisis berlangsung pada skala 0.1 hingga 100 nm. Pada dimensi ini material menunjukkan sifat fisis yang berbeda; sehingga saintis berharap akan menemukan efek yang baru pada skala nano dan memberi terobosan bagi teknologi.

Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai contohnya adalah katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan udara, devais pada komputer yang membaca-dari dan menulis-ke hard disk, beberapa pelindung terik matahari dan kosmetik yang secara transparan dapat menghalangi radiasi berbahaya dari matahari, dan pelapis khusus pakaian dan perlengkapan olahraga yang dapat meningkatkan kinerja dan performa atlit. Hingga saat ini para ilmuwan yakin bahwa mereka baru menguak sedikit dari potensi teknologi nano.

Teknologi nano saat ini berada pada masa pertumbuhannya, dan tidak seorang pun yang dapat memprediksi secara akurat apa yang akan dihasilkan dari perkembangan penuh bidang ini di beberapa dekade kedepan. Meskipun demikian, para ilmuwan yakin bahwa teknologi nano akan membawa pengaruh yang penting di bidang medis dan kesehatan; produksi dan konservasi energi; kebersihan dan perlindungan lingkungan; elektronik, komputer dan sensor; dan keamanan dan pertahanan dunia.

Ilustrasi Ukuran di Kehidupan
-  Makhluk hidup tersusun atas sel –sel yang memiliki diameter ± 10 µm.
-  Bagian dalam sel memiliki ukuran yang lebih kecil lagi, bahkan protein dalam sel memiliki ukuran ± 5 nm yang dapat diperbandingkan dengan nanopartikel buatan manusia. Satu nanometer berukuran sepermilyar meter, atau sepersejuta milimeter = ukuran 1/50.000 kali diameter rambut manusia

Selasa, 21 Februari 2012

Welcome to Laboratorium Elekrokimia dan Korosi

Laboratorium Elektrokimia dan Korosi adalah Laboratorium yang menitikberatkan penelitian-penelitian di dalamnya pada proses-proses elektrokimia yang mempelajari interaksi antara listrik dengan reaksi kimia dalam usaha mencegah dan memperlambat terjadinya korosi.
Selain alat–alat yang umum digunakan dalam sebuah laboratorium, Laboratorium yang terletak di lantai III jurusan Teknik Kimia ini mempunyai alat utama yaitu Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) ”GAMRY ” vers 3.2 yang berfungsi untuk menghasilkan data korelasi dari aliran listrik yang dialirkan ke cell elektrokimia menjadi data resistansi bahan yang diuji sehingga bisa didapat resistivity bahan yang diuji. Data ini berguna sebagai acuan dalam usaha pencegahan terjadinya korosi dalam berbagai aspek industri termasuk pengetesan kekuatan coating. Selain itu di lantai IV memiliki alat BET (Bruneur Emmet Taller) yang berfungsi untuk mengetahui besarnya surface area, volume pori, dan distribusi ukuran pori serta terdapat alat Sprektofotometer yang berfungsi untuk analisa absorbansi.
Selain itu, Laboratorium Elektrokimia juga melakukan penelitian dalam pengambilan ion-ion berbahaya dalam limbah elektroplating sehingga dapat mempermudah proses pengolahan limbah selanjutnya.

Penelitian unggulan yang dilakukan:
  1. Studi perilaku konduktivitas bed pada operasi regenerasi resin.
  2. Diffusivitas ion klorida dalam beton (pengaruh komposisi dan kondisi lingkungan).
  3. Studi pertukaran ion Cr3+ dan Ni2+ dalam air cucian elektroplating menggunakan resin penukar ion.
  4. Pengusiran ion klorida dalam beton dengan medan listrik.
  5. Peningkatan kinerja resin kation asam kuat pada pengambilan Cr3+ dan Ni2+ dari limbah cucian elektroplating.
  6. Evaluasi dan pengembangan kemampuan perlindungan katodik cat primer di pasaran.
  7. Peningkatan efektifitas proteksi katodik struktur beton bertulang di daerah pantai.
  8. Efek ion – ion kontaminan pada kinerja elektroda acuan (reference electrode) Cu/CuSO4.
  9. Evaluasi kinerja anoda karbon dari bahan arang kayu dan batubara pada sistem proteksi katodik.
  10. Analisa pengaruh faktor – faktor terhadap kinerja resin penukar ion asam kuat pada pengambilan Cr3+ dan Ni2+ dari limbah elektroplating
  11. Evaluasi kinerja sistem proteksi katodik (metode impressed current) pada beton bertulang kualitas rendah.
  12. Pengembangan korelasi korosivitas tanah pantai terhadap carbon steel tertanam dengan parameter terukur test probe.
  13. Korosi berbagai logam dalam sludge digester biogas.
  14. Pelapisan Logam dengan silika menggunakan metode sol gel dari water glass.
LABORATORIUM ELEKTROKIMIA DAN KOROSI II
Laboratorium Elektrokimia dan Korosi II  adalah cabang dari Laboratorium Elkim yang Menitikberatkan pada pengembangan dan studi tentang sintesis Nanopartikel untuk berbagai macam aplikasi.

Penelitian  yang telah dilakukan:
1.      Sintesa partikel silika dengan properties terkontrol dalam reaktor aerosol
2.      Simulasi sintesa alumnium nanopartikel yang melibatkan nukleasi, koagulasi, dan pertumbuhan permukaan dengan metode nodal.
3.      Pengaruh kondisi pengasaman terhadap karateristik partikel silika dari abu bagasse dengan metode caustic digestion.
4.      Pengaruh pH dan waktu aging terhadap karakteristik silika gel dari abu bagasse dengan metode caustic digestion.
5.      Sintesis partikel silika dengan metode spray drying dari sol silika.
6.      Sintesis partikel silika berpori dengan penambahan gelatin sebagai template dalam spray dryer.
7.      Sintesis partikel silika berpori melalui metode sol gel dengan gelatin sebagai template.
8.      Sintesis Silika komposit yang selektif terhadap air untuk Solid Sorption Refrigeration.
9.      Sintesis silika aerogel berbasis waterglass untuk penyimpan hidrogen.
10.  Sintesis partikel magnetite bersalut silika dengan metode elektrokimia.
11.  Sintesis silika aerogel berbasis abu bagasse untuk penyimpan hidrogen.
12.  Fungsionalisasi permukaan magnetite dengan penambahan sodium silicate pada sintesis partikel magnetite secara elektrokimia.